Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya mencari solusi terbaik dalam pengelolaan sampah. Dalam rapat Satgas Penanganan Sampah Terpadu, Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara menegaskan, pemusnahan sampah harus menjadi prioritas utama.
Dalam rapat tersebut, Pemkot Bandung pun menyiapkan sejumlah langkah strategis guna mengoptimalkan sistem pengelolaan sampah, antara lain:
1. Optimalisasi Motah (Alat Pemusnah Sampah)
Pemanfaatan motah sebagai alat pemusnah sampah akan dimaksimalkan. Saat ini, terdapat enam unit Motah milik BBWS yang sudah bisa dioperasikan, serta beberapa lainnya yang tersedia di lingkungan Pemkot Bandung.
“Kita harus memaksimalkan segala sumber daya yang ada untuk menyelesaikan permasalahan sampah, terutama dalam hal pemusnahan sampah,” ujar Koswara.
2. Pemberdayaan Bank Sampah
Selain pemusnahan sampah, peran bank sampah juga akan lebih dioptimalkan. Saat ini, Kota Bandung memiliki sekitar 300 bank sampah, namun perlu sistem yang lebih efektif agar pemilahan sampah bisa dilakukan sejak dari sumbernya.
Koswara mendorong jajaran di Pemkot Bandung membuat skema bank sampah untuk menerapkan sistem jemput bola agar masyarakat lebih mudah dalam memilah sampah.
“Dengan pola kerja yang lebih sistematis, diharapkan jumlah sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) dapat dikurangi secara signifikan,” tutur Koswara.
3. Kolaborasi dengan Vendor Pengolahan Sampah
Pemkot Bandung juga berupaya menjalin kerja sama dengan vendor pengolahan sampah untuk mencari solusi jangka panjang dalam pengelolaan sampah kota. Dengan adanya vendor yang memiliki teknologi pengolahan akhir, diharapkan masalah sampah dapat tertangani lebih efisien dan ramah lingkungan.
Dalam rapat tesebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Dudi Prayudi menjelaskan, upaya optimalisasi juga dilakukan dalam sektor pengangkutan dan pemanfaatan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
Saat ini, Kota Bandung masih menghadapi beban pengangkutan 154 ritase per hari, dengan kekurangan 14 ritase yang harus segera diselesaikan dari target kuota 140 rit ke TPA Sarimukti.
Sebagai solusi, Pemkot Bandung akan memanfaatkan tabungan kuota ritase dari Desember dan Januari, yang mencapai 377 rit. Dengan mekanisme ini, Pemkot masih bisa mengangkut sampah ke TPA Sarimukti dengan skema 140 rit ditambah 13 rit per hari selama bulan Februari.
Selain itu, Dudi menyampaikan beberapa TPST juga terus dioptimalkan. Antara lain:
– TPST Nyengseret & Tegallega: estimasi pengolahan 6 rit per hari.
– TPST Batununggal: estimasi pengolahan 1 rit per hari.
– TPST Cicukang Holis: estimasi pengolahan 6 rit per hari.
“Perlu disampaikan, mesin pirolisis di TPST Cicukang Holis juga sedang dalam tahap percepatan pengoperasian. Mesin ini dapat memproses 10 meter kubik sampah per jam, atau sekitar 9 rit dalam 10 jam kerja. Targetnya, alat ini sudah bisa beroperasi pada awal Maret,” terang Dudi.
Dengan berbagai langkah ini, Pemkot Bandung berharap masalah sampah bisa lebih tertangani secara efektif dan berkelanjutan, tanpa harus terus mengandalkan pembuangan sampah ke luar wilayah Kota Bandung. (Diskominfo)