JAKARTA ,channel-indonesia.com- Apabila Negara Indonesia jadi membeli pesawat jet tempur Su-35 buatan Rusia, berarti Indonesia akan jadi negara pertama di ASEAN dan kedua di dunia yang akan memiliki pesawat tempur multirole fighter.
Sebelumnya, pada tahun 2002, Indonesia telah membeli empat pesawat Sukhoi dengan dua tipe berbeda, yaitu SUK-27 dan SU-30.
Pesawat ini sendiri merupakan seri flanker terakhir dan merupakan pengisi kekosongan generasi antara generasi 4 dan generasi 5, bisa dimasukkan dalam generasi 4++.
Pesawat Su-35 perdana kemudian dikembangkan lagi menjadi Su-35BM, yang memasuki deretan produksi sebagai Su-35S.[9] Angkatan Udara Rusia saat ini mengoperasikan 12 pesawat tempur Su-35 sejak tahun 2008.
Pesawat Su-35 sebenarnya diderivasikan dari Su27 dan merupakan varian “ground-baed” dari Su-33. Ketika Au Rusia tetap memakai nama Su-27M, Sukhoi mengubah nama pesawat ini menjadi Su-35 dengan harapan dapat menarik perhatian konsumen asing.
Desain Su-35 sangat identik dengan Su-27 tetapi memakai canard seperti Su-33 dan dengan mesin yang lebih bertenaga ditambah sistem fly-by-wire digital baru. Pesawat Su-35 juga dilengkapi dengan sebuah radar multi-mode baru, detektor inframerah dan senjata yang telah diupgrade.
Konsumen asing yang sangat tertarik adalah Brazil yang menginginkan ko-produksi pesawat ini untuk menggantikan Mirage III dan Su-35 dianggap lebih unggul dari Mirage 2000, Gripen dan F16. Persetujuan hampir saja terjadi pada November 2004, tetapi Brazil akhirnya menolaknya karena tingginya biaya. Rusia kemudian menawarkan pesawat Su-27 bekas kepada Brazil sebagai alternatif yang lebih murah, tetapi Brazil malah membeli 12 Mirage 2000 (bekas) dari Prancis.
Akan tetapi, pada 2007, sukhoi mengumumkan bahwa Su-35 mulai diproduksi masal untuk AU Russia.
Pada tahun 2014 Menteri Pertahanan Indonesia, Ryamizard Ryacudu, mengumumkan bahwa Indonesia dan pihak Sukhoi, Rusia, telah sepakat untuk membeli 16 Sukhoi SU-35,untuk mengantikan pesawat F-5 Tiger yang akan dipensiunkan. Hal ini dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan Indonesia dengan perjanjian akan datang sebelum tahun 2019.
* Inilah kehebatan Su-35 yang mungkin menjadi alasan mengapa Indonesia seakan ‘jatuh hati’ pada pesawat tempur ini.
1. Manuver yang tidak mampu dilakukan oleh pesawat tempur lain
Sama seperti varian Sukhoi yang lain, Su-35 juga mampu melakukan manuver-manuver tempur yang tidak dapat diimbangi oleh pesawat tempur lainnya. Yang paling terkenal adalah manuver ‘Cobra’ di mana Su-35 dapat menanjak secara tegak lurus atau vertikal, berhenti sesaat di udara dan berjungkir balik 180′ dengan stabil.
2. Sulit dilacak oleh radar
Meskipun tidak mempunyai kemampuan ‘siluman’ seperti varian F-22 Raptor milik Amerika, Su-35 dilengkapi dengan sistem jamming untuk menurunkan kemampuan deteksi radar milik pesawat musuh serta radar yang dapat mendeteksi sinyal dari belakang pesawat untuk menembakkan peluru kendali SARH. Su-35 dilengkapi dengan radar Irbis-E PESA yang dapat mendeteksi banyak sasaran baik di darat, laut maupun udara serta memiliki jangkauan 2x lebih jauh.
3. Mempunyai kemampuan multirole
Su-35 disebut sebagai pesawat tempur multirole, karena selain fungsinya sebagai pesawat tempur penghancur, dia juga dapat digunakan untuk fungsi lainnya. Su-35 mempunyai kemampuan sebagai ‘stasiun bahan bakar’ yang dapat melakukan pengisian bahan bakar untuk pesawat-pesawat lain di udara. Su-35 dapat menjadi pesawat ‘pemadam kebakaran’ dengan menjatuhkan bergalon galon air tepat ke atas area di mana api berkobar.
4. Mampu membawa senjata lebih banyak
Dengan kemampuan angkutnya yang tinggi yaitu mencapai maksimal 30 ton, Su-35 dapat membawa senjata yang lebih banyak di bandingkan pesawat lainnya. Su-35 mempunyai 12 hardpoints yang dapat digunakan untuk mengangkut berbagai macam misil, roket maupun bom.
5. Tidak rewel untuk masalah suku cadang
Ini mungkin alasan paling utama mengapa Indonesia memilih Su-35 ketimbang pesawat lain utamanya pesawat dari Amerika. Karena merupakan pengembangan dari Su-27 sebelumnya, maka suku cadang dari Su-27 dapat digunakan ke Su-35 dan sebaliknya.(Luska/Berbagai sumber)