BOVEN DIGOEL – Tim kesehatan Satgas Pamtas Yonif Mekanis 516/CY melaksanakan kegiatan Pelayanan kesehatan (Yankes) melalui Pemeriksaan malaria massal MBS (Mass Blood Survey) bersama dengan Dinas kesehatan dan Puskesmas Mindiptana, Boven Digoel.
Demikian disampaikan oleh Dansatgas Pamtas RI-PNG Yonif Mekanis 516/CY Letkol Inf Muhammad Radhi Rusin, S.I.P., dalam keterangan tertulisnya di Asiki, Distrik Jair, Kab. Boven Digoel, Papua. Senin (23/11/2020).
Dansatgas mengatakan, “Pemerikasaan kesehatan ini bertujuan untuk mencegah dan mengantisipasi terjadinya penyakit Malaria yang sering terjadi di masyarakat, dimana kita ketahui bersama didaerah Papua merupakan endemik malaria tertinggi di Indonesia.
Lanjut Dansatgas, Kegiatan pemeriksaan malaria ini merupakan kegiatan yang sengaja dilakukan oleh Tim kesehatan Satgas guna mengantisipasi terjadinya wabah malaria dan menimbulkan banyak korban yang diakibatkan dari gigitan nyamuk.
Daerah Endemik tertinggi di wilayah Boven Digoel terjadi di Distrik Mindiptanah, untuk itu Pos Mindiptanah bekerjasama dengan Dinas kesehatan dan puskesmas setempat untuk melaksanakan pemeriksaan secara massal atau yang lazim disebut MBS (Mass Blood Survey).
Adapun beberapa kampung yang memiliki daerah Endemik malaria yang tinggi yaitu kampung Osso, kampung Wanggatkibi dan kampung Kakuna, mengingat di tiga kampung tersebut banyak diketemukan warga yang sakit malaria
Mengetahui hal tersebut, maka Danpos Lettu Inf Nirwan berkoordinasi dengan dokter Satgas untuk melakukan pemeriksaan massal terhadap masyarakat atau MBS yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat.
Letda Ckm dr. Teuku mengungkapkan, “Setelah mendapatkan laporan lewat analisa singkat, saya membuat keputusan untuk segera melakukan pemeriksaan kepada warga Kampung Osso, kampung Wanggatkibi dan kampung Kakuna Distrik Mindiptanah serta melakukan koordinasi dengan pihak kesehatan setempat.
“Setelah kami melakukan pemeriksaan kepada hampir 150 Kepala keluarga di tiga kampung tersebut, kebanyakan dari mereka pernah mengalami sakit malaria yang mana daerah tersebut kurangnya menjaga dan memahami tentang kebersihan dan sanitasi dilingkungan sehingga banyaknya sarang nyamuk malaria, sehingga nyamuk berkembang biak dan akhirnya nyamuk tersebut mengigit manusia.
“Hal ini disebabkan juga kurangnya tenaga kesehatan yang berada dikampung-kampung untuk mensosialisasikan dan memberikan penjelasan tentang pencegahan dan penanganan mengenai penyakit malaria, hal tersebut dikarenakan banyak dari tenaga kesehatan yang tidak berani untuk berada disana disebabkan kurangnya jaminan keamanan terhadap petugas kesehatan.
Kepada mereka yang sakit kami berikan pengobatan dan kepada seluruh warga kampung kami berikan penjelasan cara pencegahan dan penangan malaria sehingga harap kami kedepannya seluruh warga dapat hidup sehat terbebas dari penyakit malaria.
Dan apa bila ada warga yang sakit dapat berobat ke pos-pos kami sehingga kami dapat memberikan pertolongan pertama bagi mereka.” Ungkap Serda Dedi Rama. (Maliki)