Purna Tugas 2 Kapal Perang RI

Purna Tugas 2 Kapal Perang RI

JAKARTA –  Dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis _Landing Ship Tank_ (LST) di bawah pembinaan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) akan dilepas dari jajaran alusista (alat utama sistem senjata) TNI AL.

Dua kapal perang tersebut adalah KRI Teluk Ratai 509 dan KRI Teluk Bone 511.

Akhir masa tugas kedua KRI, ditandai dengan Upacara Penurunan Ular-ular Perang yang rencananya akan dilaksanakan pada medio Agustus 2019 di salah satu dermaga di Komando Armada RI II, Surabaya.

Sekilas KRI Teluk Ratai, sebelum diresmikan sebagai Kapal Perang Republik Indonesia, kapal ini milik Amerika Serikat bernama INAGUA SHIPPER-678. Kapal ini dibuat di Galangan Chicago Bridge dan Iron Co. USA pada tanggal 30 Juni 1944. Pada 31 Maret 1960 kapal ini resmi diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia dan masuk dalam jajaran TNI AL pada tahun 1967 sebagai unsur Satuan Kapal Amfibi Koarmatim dengan nama KRI Teluk Ratai-509 dan mulai tanggal 01 April 1990 dialihbinakan ke Kolinlamil untuk memperkuat jajaran Satlinlamil Surabaya, dengan nomor lambung 509.

Sedangkan KRI Teluk Bone-511 merupakan kapal ex USS Iredell Country (LST 839) yang dibangun oleh American Bridge Company, Ambridge, Pennsylvania. Kapal ini diluncurkan pada tanggal 12 November 1944 di New Orleans, Louisiana dengan komandan pertama Lieutenant Waldo F McNeir. LST 839 digunakan oleh Amerika Serikat selama Perang Dunia II (1945-1946) dan perang Vietnam (1966 – 1970). Pada tanggal 15 Juli 1970 USS Iredell Country diganti namanya menjadi KRI Teluk Bone-511 di San Diego, California, USA dan diserahkan kepada TNI AL tanggal 12 Desember 1970 untuk memperkuat jajaran Satfibarmatim. Selanjutnya mulai tanggal 01 Januari 1990 dialihbinakan ke Kolinlamil untuk memperkuat Satlinlamil Surabaya hingga sekarang.

Selama setengah abad lebih, dua kapal perang itu banyak dilibatkan dalam operasi militer, antara lain Operasi Dwikora, Operasi Seroja Timor-Timur, Operasi Bhakti Surya Bhaskara Jaya, TNI/ABRI Masuk Desa, Angkutan Laut Militer (Anglamil) pasukan penjaga wilayah perbatasan RI, dan operasi penanggulangan bencana alam tsunami di Aceh serta bantuan angkutan laut dalam mendukung pembangunan nasional. Kapal sepanjang 100 meter dan lebar 15,5 meter itu mampu mengangkut 20 tank dan 200 pasukan, serta dipersenjatai meriam 40 mm dan 37 mm anti-serangan udara dan senapan mesin 12.7 mm. Dan untuk memudahkan pendaratan pasukan beserta persenjataannya, kapal ini memiliki rampa depan dengan kemampuan mendarat langsung di pantai/Beaching.

Panglima Kolinlamil Laksda TNI Heru Kusmanto, S.E., M.M mengatakan lebih setengah abad yang lalu, Upacara Penaikan Ular-ular Perang bagi kedua KRI merupakan tanda dimulainya pengabdian sebagai kapal perang dan selalu berkibar di tiang gapel, maka Upacara Penurunan Ular-ular Perang nanti merupakan upacara resmi yang menandakan berakhirnya perjalanan sejarah pengabdian sebuah KRI sebagai unsur kekuatan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut.

Lebih lanjut dikatakan bahwa beban tugas yang dipercayakan pada kedua KRI begitu banyak, dan berhasil dengan baik. Oleh karena itu pengabdian kepada bangsa dan negara Indonesia melalui Kolinlamil yang cukup lama tersebut patut kita kenang dan kita banggakan (maliki).

Related Articles