GORONTALO,channel-indonesia.com– Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo melalui Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Gorontalo belum lama ini melaksanakan Pelatihan Metode Membara Kitab Kuning Cepat dipusatkan di Lembaga Bina Santri Mandiri (LBSM) Parung, Bogor, Jawa Barat.
Pekatihan diperuntukkan bagi pengelola dan pengasuh pondok pesantren se-Provinsi Gorontalo. Kegiatan ini dimulai sejak Ahad hingga Selasa (26-30/4).
Kanwil Kemenag Provinsi Gorontalo mempercayakan tugas pemateri dalam kegiatan ini kepada KH M Habib Abdus Syakur, penulis buku Cara Cepat Bisa Baca Kitab Kuning: Metode 33, yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al-Imdad Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menurut panitia, kegiatan ini dilatarbelakangi banyaknya santri yang mengalami kesulitan dalam memahami kaidah bahasa Arab. Di samping itu, kalaupun mereka sudah menguasai kaidah tersebut, namun tetap saja ada kendala dalam mengaplikasikannya ke dalam teks berbahasa Arab.
Pada awal kegiatan, Kiai Habib, yang membawa serta beberapa ustadz di Pesantren Al-Imdad ke dalam timnya, melaksanakan proses placement test bagi para peserta untuk memetakan kemampuan masing-masing.
“Selanjutnya, sambil menunggu hasil placement test, menggunakan kesempatan untuk memberikan pembekalan berupa tips dan trik belajar dan mengajar kitab kuning,” katanya.
Kiai Habib menyebutkan bahwa kemampuan membaca kitab kuning adalah sebuah maharah atau keterampilan yang harus terus dilatih dan tidak cukup hanya dengan menguasai teori.
“Kemampuan membaca kitab laiknya orang yang belajar menyetir mobil. Untuk bisa menyetir mobil dengan baik tidak cukup hanya dengan mempelajari teori. Sebaliknya, diperlukan upaya tindak-lanjut melalui sejumlah latihan,” jelasnya.
Kiai Habib juga menegaskan bahwa, dalam tahap latihan tersebut orang yang belajar menyetir tidak boleh takut kalau mobil lecet akibat kesalahan dalam mengambil keputusan. “Artinya, seorang pelajar jangan takut salah untuk membaca. Karena justru dari kesalahan ringan inilah, pelajar bisa mengenali dan membenahi kemampuan diri,” jelasnya.
Setelah hasil placement test diperoleh, para peserta selanjutnya dibagi menjadi beberapa kelompok di mana 4 orang peserta, yang dianggap sudah menguasai materi, diberi mandat untuk mengajar 18 peserta lainnya.
Dalam proses ini, mereka menerapkan metode belajar-mengajar yang telah diracik oleh Kiai Habib dalam buku barunya yang berjudul Belajar Baca Kitab Berbasis Teks.
“Buku ini memuat materi kaidah Bahasa Arab yang dikemas dengan metode sederhana, sehingga tidak butuh waktu lama untuk menguasai dan mempraktikkannya,” jelasnya.
Kasi Pontren Kanwil Kemenag Gironralo yang kebetulan ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini memberikan apresiasi dan berharap kegiatan bisa ditindaklanjuti.
Menanggapi permintaan tersebut, Kiai Habib menyatakan kesiapannya membimbing komunitas peserta tersebut via WAG (whatsapp group). “Kita juga siap hadir ke Gorontalo apabila memang dibutuhkan,” katanya.
Di akhir kegiatan ini, disampaikan pula pelatihan life skill pembuatan sabun cuci piring yang dipandu oleh Ustadz Rakhman Khakim, salah satu anggota tim yang dibawa Kiai Habib ke acara tersebut.
Rakhman Khakim yang juga menjadi penanggungjawab program life skill di Pondok Pesantren Al-Imdad Bantul berhasil memikat perhatian para peserta ketika mendemonstrasikan secara langsung proses pembuatan sabun cuci piring.
“Ini terbukti banyaknya peserta yang meminta izin membawa pulang sabun hasil demonstrasi tersebut. Bahkan, beberapa peserta langsung tertarik menguji sabun cuci piring tersebut, dan menurut mereka sabun hasil demonstrasi tersebut tidak kalah dari sabun hasil pabrikan,” tandasnya. (munir)
sumber : http://www.nu.or.id