Channel-indonesia.com– Sebelum KTT Forum Negara Pasifik (PIF) ke 50 dilaksanakan di Tuvalu 13-16 Agustus lalu, beredar info bahwa beberapa pihak yakin bahwa forum tersebut akan memberi angin segar upaya mereka mendorong kemerdekaan Papua dari Indonesia.
Tanpa konsep dan argumen yang jelas bagaimana Papua dapat sejahtera jika telah mandiri, upaya kelompok yang dimotori Benny Wenda itu pun dimentahkan. Propaganda kemerdekaan Papua telah tercium hanya untuk keuntungan individu dan kelompok tertentu semata. Puji Tuhan, PIF peduli kesejahteraan Papua, bukan propaganda!
1. Kelompok propagandis mengakui seolah-olah mendapatkan restu PNG dan Fiji atas propaganda mereka. Nyatanya, PNG dan Fiji tetap melihat bahwa kesejahteraan Papua bisa dilakukan dengan memberikan masukan yang membangun untuk pemerintah Indonesia dan Pemda Papua.
2. Benny Wenda dkk mengklaim Australia dan Selandia Baru akan menghabisi Indonesia dengan menaikkan isu-isu HAM di Papua. Nyatanya, dua negara tersebut tetap menghormati Indonesia dengan langkah-langkahnya menyelesaikan isu HAM di masa lalu. Saat forum PIF berlangsung, bahkan PM Australia terlihat enggan menemui Benny Wenda yang datang karena ‘disusupkan’ oleh Vanuatu.
3. Propaganda Benny Wenda dll mengklaim bahwa komunike PIF memustuskan bahwa Indonesia menerima utusan Khusus PBB untuk menginisiasi referendum. Nyatanya, tidak ada keputusan semacam itu di PIF. Kalaupun ada, Indonesia selama ini telah terbuka bagi siapapun termasuk utusan PBB, tentunya tetap dalam koridor aturan dan regulasi. Tidak ada negara manapun yang mau dikunjungi orang asing tanpa mengikuti aturan, tidak terkecuali negara-negara pasifik, apalagi negara besar sekelas Australia dan Selandia Baru.
4. Dikabarkan bahwa kehadiran dua pemimpin dari Papua, Lukas Enembe dan Yunus Wonda mendapat sambutan negative dari warga Selandia Baru pada perhelatan Pacific Expoition di Auckland baru-baru ini. Memang ada demonstran Free West Papua, namun jumlahnya sangat sedikit. Lebih banyak malah warga Indonesia, papua dan non papua, dan juga orang Selandia Baru asli yang menyambut hangat tokoh-tokoh papua tesebut.
5. Propaganda Benny Wenda dkk selalu mengklaim bahwa orang asli Papua dimarjinalkan dan tidak diberi peran di Papua. Nah, nyatanya, semua pimpinan daerah di Papua adalah orang asli Papua! Hey, Bapak Lukas Enembe dan Bapak Yunus Wonda memangnya bukan orang Papua? Apa itu propaganda itu punya maksud? Nyatanya kini banyak progam dan aksi nyata yang memberikan dorongan akses pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak dan pemuda Papua. Apa yang sudah dilakukan Benny Wenda dan semua kelompok yang mengaku mendukung Free West Papua di luar negeri itu? Kosong!
6. Pemerintah Papua dan Indonesia khususnya telah terbuka mengundang utusan PBB dan juga perwakilan negara-negara Pasifik untuk datang ke Indonesia. Mereka dipersilahkan melihat kondisi perkembangan Indonesia khususnya juga Papua. Sebab, yang peduli hak-hak asasi manusia bukan hanya Benny Wenda saja! Kita semua peduli dan banyak aksi nyata sudah dilakukan di Papua! kita datangkan guru, dokter, tenaga sukarelawan dll dengan sukarelawan. Kita bangun sekolah, perpustakaan dan taman baca untuk anak-anak Papua secara sukarela. Lalu apa yang sudah dilakukan oleh kelompok-kelompok propaganda itu? Coba renungkan.
Papua berduka baru-baru ini. Isu rasisme dan diskriminasi muncul akibat orang-orang yang belum paham arti keluarga. Namun, kita bukannya ingin tercerai berai, malah kita makin menguatkan persaudaraan sesama manusia, sesame ‘anak-anak’ Indonesia. banyak permintaan maaf dan juga pengakuan bahwa ini pelajaran besar bagi Indonesia. Bahwa, kita sebagai keluarga, dinamika seperti ini harus kita lalui bersama. Puji Tuhan, kita mendoakan agar semua perjuangan dan dinamika ini menjadi pelecut Papua untuk makin giat dan maju!
Demikian catatan singkat atas progress Perkembangan Perjuangan untuk kesejahteraan Papua, untuk Papua yang merdeka dari propaganda dan bulan-bulananan kelompok jahat.
Ingat! Negara Pasifik, Australia dan Selandia Baru sudah bersatu bersama suara segenap rakyat Pasifik untuk kesejahteraan Papua. Saatnya siapapun orang Indonesia, Papua dan Non Papua, semua etnis dan agama, bangkit dan bebas jadi satu keluarga besar yang utuh untuk kemajuan bersama.
Teruskan ke semua Orang Papua supaya tahu dan siap-siap diri fokus bekerja membangun Papua mulai saat ini.