JAKARTA — Salah satu unsur Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal), yang sedang melaksanakan Operasi Survei dan Pemetaan (Opssurta) di Perairan Berakit, P. Bintan, yaitu KRI Spica-934 menggelar Open Ship di Pelabuhan Batu Ampar Batam.
Menurut Kapushidrosal Laksamana Muda TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos., S.H., M.H, selain menggelar Open Ship, juga dilaksanakan sosialisasi tentang pentingnya hidrografi dan peta laut di SMK Maritim di Batam.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberi kesempatan kepada pelajar-pelajar serta masyarakat Kota Batam agar mengenal lebih dekat KRI Spica-934 sebagai salah satu Kapal modern dan canggih yang memperkuat TNI AL dari unsur Bantu Hidro-oseanografi (BHO) dan memberikan pemahaman akan pentingnya Hidrografi dan Oseanografi serta pengetahuan mendasar tentang peta laut Indonesia untuk keselamatan bernavigasi guna mendukung kebijakan pemerintah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Masyarakat dipersilahkan untuk mengunjungi KRI Spica-934 sambil menerima penjelasan secara umum tentang fungsi KRI dalam survei hidro-oseanografi serta peralatan survei yang dimilikinya oleh para personel KRI Spica-934.
Komandan KRI Spica-934, Letkol Laut (P) Hengky Iriawan, S.T mengatakan Open Ship ini dilaksanakan untuk mengenalkan tupok Pushidrosal sebagai Kotama TNI AL dan Lembaga Hidrografi Nasional yang mewakili Indonesia di International Hydrographic Organization (IHO) serta memberikan pengetahuan mendasar akan pentingnya Hidrografi bagi pembangunan kelautan Indonesia, yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan baik sipil maupun militer serta memberikan informasi bahwa TNI AL memiliki kapal Survei yang canggih se-Asia Tenggara .
“Kapal dibuka untuk kunjungan masyarakat agar lebih mengenal armada yang dimiliki TNI Angkatan Laut, khususnya kapal dengan jenis MPRV (Multi Purpose Research Vessel) KRI Spica-934” ujarnya.
KRI Spica-934 memiliki fungsi khusus sebagai kapal survei hidrografi dimana kapal tersebut dibuat pada tahun 2015 di Perancis dan memulai menjalankan serangkaian operasi pemutakhiran Peta Laut Indonesia sejak tahun 2016.
Meski KRI Spica-934 baru bergabung sebagai salah satu armada yang dimiliki TNI Angkatan Laut, namun sudah banyak prestasi yang telah diraih dengan berbekal peralatan-peralatan survei paling mutakhir yang saat ini dimiliki. Salah satunya adalah penemuan CVR (Cockpit Voice Recorder) maskapai Lion Air JT 610 PK-LQP saat operasi pencarian CVR di Perairan Tanjung Karawang, dan Penemuan longsoran dasar laut saat operasi pasca gempa dan tsunami di Perairan Teluk Palu.
Saat ini, KRI Spica-934 sedang melaksanakan opssurta hidro-oseanografi di Perairan Tanjung Berakit, Bintan untuk mencitrakan kondisi dasar laut, instalasi yang ada di dasar laut seperti pipa dan kabel serat optik yang digunakan untuk memperbaharui Peta Laut Indonesia dalam rangka updating ENC (Electronic Navigation Chart)
Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi sbb; pengukuran kedalaman, investigasi bahaya pelayaran, pencitraan dasar laut, verifikasi sarana bantu navigasi pelayaran, pengukuran pasang surut air laut serta pengambilan contoh dasar laut.
Hasil survei selanjutnya akan diolah menjadi Peta Laut Indonesia yang datanya masih menggunakan data survei Inggris tahun 1908-1924 dan survei Belanda tahun 1896-1933. Hasil survei ini tentu menjadi sangat penting intuk meningkatkan CatZog diperairan tsb serta memastikan tidak ada bahaya pelayaran karena perairan Berakit yang berada di Selat Singapura mempunyai fungsi sebagai jalur lintasan dalam ke pelabuhan-pelabuhan di Singapura dan Indonesia.(maliki)