JAKARTA, channel-indonesia.com – Satya Wira Jala Dharma. KRI Sultan Hasanudin 366 telah menyelesaikan tugasnya selama satu tahun empat bulan, menjadi Pasukan Perdamaian Dunia dalam Satuan Tugas Maritime Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-L United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL). Satgas tersebut telah tiba kembali di Tanah Air dan disambut secara resmi oleh Kasum TNI Letjen TNI Ganip Warsito mewakili Panglima TNI di Lapangan Mulyono Silam, Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Jakarta Utara, Kamis (20/5).
Selain Kasum TNI, turut hadir dalam upacara penyambutan Satgas MTF para unsur pimpinan TNI yang diwakili, antara lain Askomlek Panglima TNI, Asrena Kasal, Pangkoarmada II, Waasops Panglima TNI, Waaster Panglima TNI, Kepala Staf Kolinlamil, Waaspers Panglima TNI, Wakapuspen TNI, Irops Itjen TNI dan pejabat terkait lainnya.
KRI Sultan Hasanudin 366 dikomandani oleh Letkol Laut (P) Ludfi yang sekaligus merupakan Komandan Satgas MTF Konga XXVIII-L UNIFIL mengemban misi perdamaian di Lebanon sejak tanggal Agustus 2019 hingga Mei 2021. Satgas ini berjumlah 119 Prajurit yang terdiri dari 113 pengawak KRI, 1 Perwira Intelijen, 1 Perwira Psikologi, 1 Dokter Militer, 1 Perwira Penerangan, 1 Kopaska, dan 1 Penyelam TNI AL.
Selama menjalankan tugasnya sebagai Pasukan Perdamaian PBB, KRI Sultan Hasanudin 366 memiliki tugas membantu Lebanese Armed Forces (LAF) Navy untuk mencegah masuknya senjata atau peralatan terkait lainnya menuju Lebanon secara ilegal melalui laut. Selain itu juga melatih LAF Navy untuk dapat melaksanakan operasi keamanan maritim di wilayah laut teritorialnya.
Kasum TNI saat upacara penyambutan mengatakan TNI saat ini sedang meningkatkan diplomasi militer.
Diplomasi militer yang kuat dibutuhkan dalam rangka mendukung diplomasi luar negeri guna memperkuat posisi Indonesia pada percaturan dunia internasional.
“Terlebih saat ini Indonesia dipercaya sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Posisi ini memungkinkan kita berperan lebih aktif dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia,” ungkap Kasum TNI.
Masih, menurut Kasum TNI, tugas yang sudah dilaksanakan di bawah naungan PBB adalah tugas yang mulia dan membanggakan. Tugas sebagai diplomat TNI semacam itu sesungguhnya tidak hanya membawa nama baik negara dan memberi pengalaman secara individu. “Apa yang telah di dapat di medan penugasan harus dapat digunakan untuk meningkatkan keberhasilan misi berikutnya,” tegasnya.
Pada Upacara penerimaan Satgas MTF ini juga, Kasum TNI menyematkan Satyalancana Santi Dharma kepada tiga orang prajurit TNI yang telah selesai melaksanakan tugas internasional sebagai Kontingen Garuda dan Military Observer. (Arif)