JAKARTA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian menilai kericuhan yang berlangsung beberapa hari lalu di depan Gedung DPR/MPR ini mirip dengan kerusuhan pada 21-23 Mei 1998.
“Ini mirip dengan pola kerusuhan 21-23 Mei dimulai sore hari dan berlangsung sampai malam hari dan ini kita lihat cukup sistematis, artinya ada pihak-pihak yang mengatur ini,” jelas Tito saat jumpa pers di Kemenkopolhukam, Jakarta, Kamis (26/9/2019).
Menurut Tito, para perusuh ini memanfaatkan aksi mahasiswa yang awalnya menyampaikan aspirasi dengan tertib untuk membuat kericuhan. Para perusuh ini, disebut Tito, memiliki agenda tersendiri yang berbeda dengan aksi mahasiswa.
“Kita melihat ada indikasi kelompok yang melakukan aksi ini yang semula murni dari adik-adik mahasiswa ada pihak yang memanfaatkan mengambil momentum ini untuk agenda sendiri,” imbuh Tito.
Ya untuk agenda-agenda politik, lanjut Kapolri, dengan tujuan politis untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah secara konstitusional.
Buntut dari kericuhan tersebut, kepolisian mengamankan 200 orang yang diduga mendapatkan bayaran. (Lka)