SAMBAS – Dua anggota Kompi Senapan B Yonif 645/Gty Praka Bayu Yulianto dan Praka Taufik Qurohman mendonorkan darahnya yang bergolongan A+ kepada seorang ibu penderita sakit Lever, yang tengah dirawat di RSU Pemangkat,Kalimantan Barat, Rabu (1/5/2019).
Kepedulian kedua prajurit TNI ini bermula dari viralnya Seorang ibu bernama Nuraini yang membutuhkah transfusi darah dengan dolongan A+, wanita malang ini menderita penyakit lever dan terbaring tak berdaya di RS Pemangkat.
Langkanya jenis golongan darah A+ atau sering disebut dengan istilah golongan darah Para Bombay, membuat pihak keluarga dan dokter kesulitan mencari pendonor.
Namun, tidak berselang lama usaha dengan mengunggah kisah ibu Nuraini ke media sosial membuahkan hasil. Komandan Batalyon Yonif 645/Gty, Mayor Inf Roni Sugiarto setelah memperoleh informasi dari grup media sosial bahwa ada pasien atas nama Ibu Nuraini penderita sakit liver, sedang dirawat di RSUD Pemangkat membutuhkan tranfusi darah dengan golongan darah A+, tergugah hatinya dan langsung gerak cepat mencari anggotanya (Kompi Senapan B Yonif 645/Gty) yang mempunyai jenis darah langka ini.
Tanpa diduga sebelumnya ternyata diantara ratusan anggotanya, ada terselip 2 prajuritnya yang mempunyai golongan darah A+.
“Atas dasar kemanusiaan, informasi tersebut kita tindak lanjuti dengan cepat mencari pada anggota karena kompi tersebut yang paling dekat dengan rumah sakit dimana pasien dirawat dan kebetulan ada dua orang anggota yang memiliki golongan darah A+,” ujar Danyonif 645/Gty.
Yang selanjutnya kepada kedua anggota atas nama Praka Bayu Yulianto dan Praka Taufik Qurohman yang bergolongan darah A+ tersebut dilakukan pengambilan darah di RSUD Pemangkat.
Akhirnya berkat keikhlasan dua prajurit TNI tersebut, nyawa seorang ibu penderita Lever akut inipun terselamatkan. Inilah hadiah jelang Ramadhan yang diberikan oleh TNI kepada Ibu Nuraini.
“Donor darah yang dilakukan prajurit Yonif 645/Gty, merupakan wujud partisipasi aktif TNI dalam rangka kepedulian terhadap sesama,” tutur Mayor Inf Roni Sugiarto.
Semoga dengan donor darah yang dilakukan oleh prajurit Yonif 645/Gty dapat menjadi salah satu faktor kesembuhan bagi pasien serta menjadi ladang amal bagi anggota yang sudah secara ikhlas mendonorkan darahnya, pungkas Danyonif 645/Gty.
Dilokasi terpisah, Kepala Penerangan Kodam Tanjungpura Kolonel Inf Aulia F Dalimunteh menambahkan, aksi kedua prajurit TNI tersebut merupakan wujud tali kasih antara TNI dengan rakyat, dimana TNI terlahir dari rakyat dan TNI milik rakyat.
Sebagai informasi, secara umum, masyarakat hanya mengenal golongan darah berdasarkan jenis antigen dan rhesus. Untuk jenis antigen, golongan darah terbagi atas A, B, AB, dan O. Sedangkan untuk rhesus, yang didasarkan atas ada tidaknya antigen D, terbagi atas positif dan negatif. Golongan darah A misalnya, memiliki antigen A di permukaan sel darah merahnya (eritrosit). Selanjutnya bila ditemukan antigen D, maka golongan darah tersebut menjadi A+. Adanya antigen A menyebabkan tubuh membentuk antibodi B. Sementara adanya antigen D menyebabkan tubuh tidak membuat antibodi. Dengan sifat seperti ini maka golongan darah A+, hanya bisa menerima dan menyumbang kepada golongan yang sama.
Sebetulnya tidak ada masalah dengan golongan darah parabombay yang termasuk langka ini. Pemilik golongan darah ini masih bisa hidup sehat dan normal, layaknya golongan darah lain. Masalah baru muncul jika golongan darah parabombay membutuhkan tranfusi, dikarenakan jarangnya donor yang tersedia karena kelangkaan darah A+.
Penyebaran golongan darah parabombay sama sekali tidak bergantung ras. Penyebaran semata bergantung pada jenis antigen yang dimiliki. (maliki)