Buntut Aksi Teroris ZA, Andrea H Poeloengan Ingatkan Polri Evaluasi sistem pengamanan dan kinerja

Buntut Aksi Teroris ZA, Andrea H Poeloengan Ingatkan Polri Evaluasi sistem pengamanan dan kinerja
JAKARTA, channel-indonesia.com – Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) mendadak diserang seorang teroris wanita berinisial ZA (25 tahun), teroris yang sempat mengenyam bangku kuliah ini memberondong 6 kali tembakan ke pos penjagaan gerbang utama Mabes Polri, namun tak butuh waktu lama, petugas Kepolisian berhasil menumbangkan teroris ZA.
Peristiwa tak terduga itupun membuat sebagian kalangan bertanya tanya, bagaimana bisa ini terjadi…..
” Saya agak bingung mengapa terutama Polda Metro Jaya dan Densus 88 Anti Teror dapat kecolongan seperti ini,” tanya mantan Komisioner Kompolnas 2016-2020 dan juga Dosen di STIK-PTIK Andrea H Poeloengan di Jakarta, Kamis (1/4/2021).
” Mengingat sejak kejadian KM 50 hingga penangkapan di Makassar dan kemudian belakangan hari di Jakarta yang walau secara profesional seharusnya kejadian di Mabes Polri ini sudah bisa diprediksi, karena diantaranya ada upaya menunjukan bahwa FPI terkait dengan beberapa kegiatan terorisme atau radikalisme kaitannya dg penangkapan beberapa waktu belakangan ini seperti di Makassar dan Condet,” imbuhnya.
Andrea H Poeloengan, mengingatkan
atas kejadian ini, agar mencegah untuk tidak terulang kembali, maka perlu dilakukan evaluasi atas sistem pengamanan markas di Mabes Polri dan juga mengevaluasi kinerja.
Dijelaskan, Andrea, Kapolda Polda Metro. Jaya sebagai penanggung jawab wilayah. Mabes Polri berada di Propinsi DKI bukan hanya sebagai simbol Polri, tetapi juga simbol dari keamanan wilayah Propinsi DKI yang merupakan Ibu Kota NKRI.
Mantan anggota Kompolnas ini juga mengingatkan Kadensus sebagai penanggung jawab pendeteksian dan pencegahan aksi terorisme dan Kadiv Propam sebagai penanggung jawab Pengamanan Internal, sedangkan Kayanma sebagai penanggung jawab detasemen markas dan pelayanan markas, termasuk dalam upaya pendeteksian dan pencegahan agar tidak terulang kembali lolosnya orang masuk membawa senjata.
Untuk perbaikan kualitas dan sinergi internal Polri, lanjutnya lagi, maka perlu ada Irwasum yang memimpin langsung Pemeriksaan Khusus serta Audit Investigative yang dilakukan Irwasum beserta jajarannya terhadap mereka mereka yang disebut di atas terkait dengan kejadian di Mabes Polri tersebut.
“Akan tetapi nuansa ramah dalam pelayanan publik tidak boleh dihilangkan juga,” pesan Andrea. (Luska)
author

Related Articles