Brimob Polda Papua Barat Berhasil Cokok 2 Pelaku Pembunuhan Anggota Brimob oleh KKB di Bintuni dan Maybrat

Brimob Polda Papua Barat Berhasil Cokok 2 Pelaku Pembunuhan Anggota Brimob oleh KKB di Bintuni dan Maybrat

JAKARTA – Brimob Polda Papua berhasil melakukan operasi penyisiran pengungkapan kasus terkait pembunuhan dan perampas senpi korban anggota Brimob oleh KKB di Bintuni dan Maybrat. Dari operasi tersebut polisi berhasil mencokok 2 tersangka pembunuhan berinisial FA dan PW sementara lima terduga pelaku lainnya masih dalam pengejaran dan menyita  sejumlah barang bukti berupa dokumen, bendera KKB, OPM, bahkan ditemukan barang bukti petunjuk milik korban pembunuhan, yaitu satu buah celana training Brimob dan satu buah sleeping bad Brimob.

Komandan satuan (Dansat) Brimob Polda Papua Barat, Kombes Semmy Ronny Thaba, dengan tegas mengatakan bahwa operasi pencarian dan pengejaran yang dilakukan di wilayah Distrik Moskona Barat kabupaten Teluk Bintuni hingga di wilayah Distrik Aifat Timur Jauh kabupaten Maybrat Papua Barat tersebut adalah tanggungjawabnya penuh.

“Saya bertanggungjawab penuh dalam operasi penyisiran di Bintuni dan Maybrat. Itu operasi untuk pengungkapan kasus, bukan operasi militer (opsmil), atau operasi untuk melawan kelompok kriminal bersenjata (KKB),” kata Semmy di Manokwari saat dihubungi melalui pesan singkatnya kepada channel-indonesia.com, Rabu (6/5/2020).

Dikatakan Semmy operasi pengejaran tersebut pihaknya mengerahkan satu  SSK (Satuan Setingkat Kompi) atau sekitar 30 personel,  dilibatkan dalam operasi tersebut sejak tanggal 18-22 April 2020,  yang pertama 3 SST, 1 SST dari Manokwari  dan yang kedua  2 SST dari Sorong,

Dengan pembagian dua tim, masing-masing tim melakukan penyisiran di wilayah Distrik Moskona Barat dan wilayah Distrik Aifat Timur Jauh.

Keterlibatan satu SSK yang dikerahkan melakukan pencarian (penyisiran), kata Semmy, untuk membackup Direktorat Kriminal Umum Polda Papua Barat, dalam melakukan penyidikan kasus pembunuhan terhadap satu anggota Brimob Polda Papua Barat di basecamp PT. Wanagalang Sejahtera, yang ditemukan tewas dengan luka bacok di kepala dan leher pada tanggal 15 April 2020.

“Satu anggota Brimob di bunuh, lalu senjata api (senpi) dibawa kabur. Maka, untuk mengungkap pelaku dan mengamankan senpi yang dibawa kabur, fungsi kami hanya backup tim penyidik Reskrimum di lapangan. Karena pelaku bukan satu, tapi kelompok yang terorganisir dan punya kekuatan untuk melawan,” urainya lagi. Semmy.

Sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam operasi pengejaran, Semmy menepis tudingan sejumlah pihak terkait aksi pembongkaran rumah-rumah warga sipil hingga pembakaran rumah ibadah.

Semmy kembali mempertegas bahwa, yang digeledah adalah pondok/naungan yang dipakai sebagai tempat kumpul kelompok yang dikejar, bukan rumah warga.

Dia juga menjelaskan, bahwa tim  penyisir di wilayah Distrik Aifat Timur, tidak melakukan intimidasi terhadap warga sipil, apalagi pembakaran rumah ibadah.

“Tidak benar, kalau tim kami lalukan intimidasi hingga menodong warga tak bersalah pakai Senjata. Tidak benar juga kalau tim kami lakukan pembakaran rumah ibadah. Ini saya jelaskan, supaya transparan dan masyarakat luas tidak terprovokasi dengan informasi sesat yang dihembuskan pihak-pihak tertentu,” katanya.

Dijelaskan Komandan Brimob ini, lokasi yang digeledah, bukan kampung, melainkan dusun, dimana dusun tersebut dijadikan sebagai markas para kelompok KKB,OPM. Hal tersebut terbukti dari ditemukannya sejumlah barang bukti dari sejumlah pondok yang digeledah seperti sejumlah barang bukti dokumen, bendera, bahkan ditemukan barang bukti petunjuk milik korban pembunuhan, yaitu satu buah celana training Brimob dan satu buah sleeping bad Brimob.

“Celana training dan sleeping bad Brimob milik korban adalah barang bukti petunjuk yang menguatkan indikasi tempat persembunyian dan persinggahan kelompok yang dikejar,” imbuh Semmy. (Luska)

author

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *