JAKARTA – Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek ( BPTJ) menerangkan hingga saat ini penggunaan angkutan umum di wilayah Jabodetabek baru mencapai 30 persen, yang sebelumnya mobilisasi transpotasi dengan angkutan umum ditargetkan 60 persen.
Hal tersebut dikatakan Kepala BPTJ Bambang Prihartono dalam diskusi publik tentang Pengelolaan Transportasi Megapolitan di Pecenongan, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2019).
Menurut Bambang belum tercapainya target penggunaan transportasi umum secara maksimal di Jabodetabek karena hambatan berupa biaya yang masih mahal serta waktu tempuh yang terlampau lama, selain itu, kemacetan turut menjadi hambatan karena masyarakat merasa ‘normal’ jika terjebak dalam kemacetan ketika membawa kendaraan pribadi.
Meski demikian Bambang mengakui kapasitas angkutan umum harus diperbesar mengingat mobilisasi masyarakat terus meningkat di daerah Jabodetabek dari tahun 2015 sebanyak 47,5 juta/hari menjadi 88 juta/hari pada 2019.
“Iya memang perlu bantuan swasta, pemerintah dan swasta harus bersinergi. Karena sekarang masyarakat baru terlayani mobilisasinya menggunakan transportasi umum 8 juta/ hari,” kata Bambang.
Oleh karena itu Bambang mendukung perusahaan- perusahaan swasta yang memberikan layanan transportasi umum seperti ojek daring untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melakukan pergerakan di Jabodetabek. (Luska)