ASAHAN, channel-indonesia.com – Perkebunan karet di Kabupaten Asahan umumnya didominasi perkebunan rakyat, dengan berbagai luas dan hasilnya belum memadai, Produksi ini tergolong rendah bila dibandingkan dengan produktivitas karet secara Nasional, rendahnya produksi karet rakyat disebabkan penerapan teknologi budidaya karet yang dianjurkan belum sepenuhnya diadopsi oleh petani, dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman karet rakyat, Dinas Perkebunan bekerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) diilayah Kabupaten Asahan menyelenggarakan pertemuan teknis lapang.
Menyikapi hal tersebut Personel Bintara Pembina Desa Koramil 15/Bandar Pulau jajaran Kodim 0208/Asahan Serda Hamzah turut serta menghadiri dan melaksanakan Pelatihan Bimbingan tehnis budaya Karet dan Kerja sama Pemasaran Produksi Dusun 3 Desa Marjanji Aceh, kegiatan tersebut yang dilaksanakan bertempat di Aula Desa Marjanji Aceh Dusun 3 Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan, Sabtu (16/01/2021).
Dengan terlaksananaya Pelatihan Bimbingan tehnis budaya Karet dan Kerja sama Pemasaran Produksi tersebut dengan harapan warga memahami bagaimana cara memproduksi dan pemasaran karet yang baik dan benar.
Pada kesempatan tersebut Babinsa Serda Hamzah mengatakan dalam diskusi berlangsung, beberapa kelompok tani menyampaikan beberapa kendala yang terjadi di lapangan dalam hal budidaya tanaman karet. Jarak tanam karet terlalu rapat, sehingga menyebabkan tanaman tidak bercabang dan tumbuh meninggi. Beberapa batang tanaman karet dalam satu areal, sewaktu disadap lateksnya keluar sedikit dan langsung mongering, terang Serda Hamzah.
Oleh karena itu salah satu dari Brigstone menyampaikan penanggulangan yang dianjurkan adalah tanaman yang terlalu rapat sebaiknya ditebang, lateks yang menempel pada alur sadap dibersihkan, kemudian oleskan bahan perangsang pertumbuhan (NoBB) Antico F-96 pada alur sadap yang kering. Berikan pupuk Urea 350 g + SP-36 260 g + KCL 300 g/pohon/tahun. “Khusus tanaman karet yang sedikit mengeluarkan lateks dosis pupuknya ditingkatkan 1,5 kali sampai 2 kali lipat (50% – 100%) dari dosis anjuran dengan interval pemberian 2 kali/tahun” terangnya. (Arif)