PONTIANAK,channel-indonesia.com– Kepala Pembinaan dan Mental Kodam XII/Tanjungpura, Kolonel Inf Yogi Gunawan diwakili Kalakjarah Bintaldam XII/Tpr, Letkol Inf R.E Hasibuan, M.Ag menjadi narasumber pada dialog interaktif Derap TNI di LPP RRI Pontianak. via online dari Bintaldam XII/Tpr dipandu penyiar dari studio RRI Pontianak, Jalan Sudirman, Kota Pontianak.
Dialog interaktif yang dipandu oleh Penyiar RRI, Dian Lestari mengambil tema,”Puasa Ramadhan Membentuk Hamba yang Ikhlas dalam Menggapai Ridha Allah SWT”. Dialog dilaksanakan melalui online.
Kalakjarah Bintaldam XII/Tpr, Letkol Inf R.E Hasibuan, M.Ag., menyampaikan puasa pada dasarnya adalah dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, termasuk ibadah puasa di bulan Ramadhan. Pada mulanya perintah berpuasa terasa begitu berat dan membebani umat Muslim. Betapa tidak, mereka tidak diperbolehkan makan dan minum serta bercampur dengan isteri beberapa saat setelah
berbuka.
“Hingga akhirnya turun kembali ayat shaum yang difirmankan Allah SWT pada tahun kedua hijriyah yang merupakan bentuk kebijaksanaan Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 187,” terangnya.
Lanjutnya menyampaikan, keistimewaan Bulan Ramadhan diceritakan, bahwa wajah Rasulullah selalu berseri-seri ketika datangnya bulan Ramadhan, begitu pula para sahabat. Mereka menyambutnya dengan penuh kebahagiaan dan sebaliknya merasa sangat bersedih ketika Ramadhan berlalu. Hal ini dikarenakan pada bulan Ramadhan begitu banyak kebaikan-kebaikan dan keistimewaan-keistimewaan di dalamnya.
“Bahkan Rasulullah bersabda,“Kalaulah umatku mengetahui keistimewaan bulan Ramadhan, niscaya mereka menghendaki setiap bulannya dalam setahun adalah bulan Ramadhan”. Bagaimana tidak, pada bulan Ramadhan kebaikan dari Allah SWT begitu melimpah, balasan kebajikan dilipatgandakan, pintu syurga dibuka selebar-lebarnya dan pintu neraka ditutup serapat-rapatnya, dan memberikan satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan (malam lailatul qadar),” ujarnya.
Menurut, Letkol Inf R.E Hasibuan, M.Ag., puasa Ramadhan membentuk ketaqwaan dan keikhlasan. Karena puasa Ramadhan adalah ibadah Sir, dimana seorang hamba itu dilatih melaksanakan ibadah itu, semata karena allah, maka akan terbentuk ketaqwaan yang mumpuni, pengendalian diri yang mantap serta keikhlasan.
“Seorang hamba yang ikhlas akan beribadah atau berbuat kebaikan tidak lagi untuk mengharapkan kebaikan atau pujian dari manusia lainnya. Seorang hamba tersebut hanya mengharapkan kebaikan, balasan dan pujian semata dari Allah Swt. Pada akhirnya muncullah ridho Allah kepada hamba tersebut,” pungkas Letkol Inf R.E Hasibuan, M.Ag. (maliki)