OKSIBIL – Komandan Korem 172/PWY Kolonel Inf J. Binsar Parluhutan Sianipar menyampaikan proses evakuasi Heli MI-17 dan korban belum dapat dilakukan terkait dengan posisi jatuhnya berada di tebing yang cukup curam dengan sudut kemiringan 90 derajat.
Persiapan evakuasi Heli MI-17 dipimpin langsung oleh Danrem 172/Praja Wira Yakti, Kolonel Inf. Binsar Sianipar. Saat ini tim evakuasi telah bersiaga di Oksibil, Kabupaten Pegungan Bintang, tengah menyusun strategi proses dan persiapan evakuasi yang lebih aman.
“Setelah saya bersama dengan Pangdam XVII/Cenderawasih dan juga Bupati Pegunungan Bintang melihat langsung lokasi jatuhnya Heli tersebut kemarin. Maka hari ini rencananya kami akan melakukan peninjauan ulang”, kata Binsar di Oksibil pada Selasa, (11/2) saat memimpin langsung tim evakuasi.
Peninjauan ulang tersebut, kata Binsar, untuk menentukan titik-titik pendaratan pasukan dan tim evakuasi. Karena titik jatuhnya berada di daerah ketinggian dengan tinggi 12.500 feet sehingga tidak dapat dilakukan evakuasi secara langsung menggunakan heli.
“Cuaca yang tidak menentu dan medan menuju kesana juga sulit, menjadi kendala bagi tim dalam evakuasi ini. Maka dari itu, hari ini akan kami tinjau ulang baik rute maupun tempat jatuhnya. Kami juga melibatkan masyarakat yang tahu daerah tersebut untuk membantu”, ujarnya.
Ditambahkan Danrem Praja Wira Yakti, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bupati Pegunungan Bintang agar nantinya proses evakuasi bisa melibatkan masyarakat lokal setempat yang lebih faham dengan lokasi titik jatuhnya helikopter naas tersebut.
” Kita juga berencana melibatkan masyrakat setempat untuk proses evakuasi itu, sebab mereka lebih faham karakteristik wilayah tersebut, yang jelas nanti kita akan semaksimal mungkin dan agar proses evakuasi bisa dilakukan, namun tetap memperhatikan keamanan dari tim evakuasi yang di terjunkan”, imbuhnya.
Untuk alutsista evakuasi, dikatakan Danrem, pihaknya telah menyiapkan menyiagakan 3 unit helicopter di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, selain itu pemerintah daerah setempat juga membantu menyiapkan 1 unit helikopter yang memiliki karakteristik khusus dan kemampuan untuk mendarat di lokasi dan cuaca yang lebih ekstrim.
“Ada 4 unit Helokopter yang akan di libatkan dalam proses evakuasi, 3 dari TNI dan 1 dari Pemda, kita juga berencana untuk menyewa helicopter yang memiliki karakteristik dan kemapuan khusus yang bisa membantu proses evakuasi di tengah kondisi medan dan cuaca yang sangat ekstrim”, lanjutnya lagi.
Di lokasi yang sama Kapenrem 172, May Chk Eka Yudha Kurniawan, menambahkan tepat pukul 10.05 WIT Hely bell TNI-AD yang dipiloti oleh Kapten Cpn Iqbal dan crew terbang menuju lokasi jatuhnya Hely MI-17 tersebut.
Kapenrem juga mengatakan bahwa pasukan dan tim gabungan dalam evakuasi tersebut juga sudah disiapkan, pasukan sekitar kurang lebih 1 SSK dari Batalyon Inf 751/Raider Khusus serta Tim kesehatan gabungan TNI-Polri dan SAR.
“Sudah disiapkan pasukan sekitar kurang lebih 1 SSK dari Batalyon Inf 751/Raider Khusus serta Tim kesehatan gabungan TNI-Polri dan SAR. Sebagian pasukan sudah di drop sejak kemarin ke posko di Koramil Oksibil, distrik Oksibil menggunakan pesawat CN milik TNI AU dari Jayapura Papua”, tambah Kapenrem 172, May Chk Eka Yudha Kurniawan.
Sebelumnya telah diberitakan, sebuah Helikopter jenis MI 17 milik TNI Angkatan Darat, dengan nomor resgistrasi HA-5138 dinyatakan hilang kontak sejak tanggal 28 Juni 2019. Heli itu dinyatakan hilang ketika terbang dari Oksibil menuju Jayapura setelah melaksanakan dropping logistik dan personil di pos TNI yang ada di Kabupaten Pegunungan Bintang. Helikopter naas itu mengangkut 7 orang crew Penerbang dan 5 orang prajurit Satgas Yonif 725/Woroagi. (Luska)